1. GENERASI ISLAM INDONESIA ( AGENT OF CHANGE )

Kontribusi Hakiki Pemuda Islam terhadap Keterpurukan Umat

     Indonesia sebagai sebuah bangsa dengan mayoritas warga negaranya beragama Islam, banyak menorehkan tinta hitam dengan “prestasi-prestasi” yang telah dibuatnya. Padahal Alloh SWT telah memberi status umat terbaik kepada umat Islam.
    Menjadi sebuah permasalahan ketika sebuah negara yang mayoritas dihuni oleh penduduk dengan status muslim hidup dalam suatu keterpurukan yang tersistematis. Kita dapat melihat, dari sekian banyak penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan mayoritas adalah muslim. Kita juga dapat melihat, dari sekian banyak orang yang tidak memiliki pekerjaan, mayoritas adalah muslim. Kita dapat melihat, dari sekian banyak anak Indonesia yang putus sekolah, mayoritas adalah muslim. Kita juga dapat melihat, dari sekian banyak orang yang tidak diterima untuk mendapat pelayanan kesehatan berkualitas karena biaya yang tinggi, mayoritas adalah muslim. Pertanyaan yang muncul, mengapa semua ini terjadi pada umat Islam? Apa indikator kebangkitan umat Islam untuk berubah dari keterpurukan? dan Siapa yang berpotensial membangkitkan umat Islam?

Kapitalisme Sumber Keterpurukan

     Berbagai permasalahan yang menimpa umat Islam di Indonesia tidak akan terselesaikan apabila masalah-masalah tersebut diselesaikan secara substansial. Umat Islam harus mengetahui akar permasalahan yang selama ini terjadi. Setelah mengetahui sumber dari semua masalah yang terjadi, kemudian dapat merancang langkah-langkah guna menghilangkan sumber masalah tersebut.
     Umat Islam di Indonesia saat ini berada dalam lingkungan yang serba sekuler. Perilaku konsumtif sebagian besar masyarakat, gaya hidup yang serba glamor, pergaulan laki-laki dan perempuan yang tidak terbatasi oleh aturan yang jelas, sistem pendidikan yang tidak berlandaskan aturan Islam, dan bahkan jika cakupannya lebih luas lagi, maka Indonesia merupakan negara pengikut, dalam arti, kebijakan politik dalam dan luar negerinya terikat terhadap negara lain. Oleh karenanya, tidak heran jika banyak perusahaan-perusahaan asing mengekspolitasi kekayaan alam Indonesia.
     Sistem kapitalis yang sekarang dianut oleh Indonesia tidak lebih dari sebuah sistem yang disebarkan oleh negara-negara penganut ideologi kapitalis untuk memisahkan peran agama dengan negara. Akhirnya, umat Islam di Indonesia dalam kehidupannya tidak diatur oleh nilai-nilai Islam. Agama Islam hanya dijadikan simbol ritualitas penyembahan kepada Allah SWT. Hal ini berpengaruh pada sistem kehidupan yang terbentuk. Umat Islam tidak berakhlak dan memiliki pemikiran Islam dalam menentukan arah hidupnya. Segala yang dilakukan hanya dilandaskan pada kepuasan diri dan rasio.

Kebangkitan adalah Ketinggian Berfikir

     ”Kebangkitan adalah ketinggian berfikir”1. Ketinggian ekonomi bukanlah suatu kebangkitan. Terbukti Kuwait sebagai negara yang memiliki ekonomi yang lebih tinggi dibanding negara-negara Eropa, seperti Swedia, Belanda, dan Belgia adalah negara yang bangkit, sedangkan Kuwait tidak. Demikian juga, Ketinggian Akhlak bukanlah kebangkitan. Buktinya Madinah al Munawaroh kini merupakan negara yang akhlaknya paling tinggi di dunia. Akan tetapi Madinah tidak bangkit. Padahal, Perancis adalah negara yang paling bobrok akhlaknya, tetapi Perancis dapat bangkit. Oleh karena itu, kebangkitan adalah bermula dari ketinggian berfikir.
     Walaupun semua negara bisa bangkit, perlu diperhatikan bahwa kebangkitan itu ada yang benar dan yang salah. Amerika Serikat, negara-negara Eropa, Uni Soviet adalah negara yang bangkit, tetapi kebangkitannya salah2. Kebangkitan yang benar adalah kebangkitan yang berlandaskan pada landasan ruhiyah. Begitu pun ketika berbicara umat Islam di Indonesia, dengan kondisi sekarang yang berada dalam kehinaaan dan keterpurukan, maka satu-satunya cara yang menjadi kata kunci bagi umat Islam di Indonesia adalah perubahan. Akan tetapi, perubahan seperti apa yang diharapkan?. Tentunya perubahan yang berlandaskan pada kejernihan, kedalaman, serta kecemelangan berfikir dengan landasan ruhiyah yang kuat sehingga keadaan hina dan terpuruk yang sekarang dirasakan berubah menjadi sebuah kemuliaan hakiki.
     Umat Islam di Indonesia sangat bodoh jika hanya mengandalkan sumber ekonomi yang melimpah. Sumber-sumber ekonomi, jika tidak dikelola dengan landasan ide, maka sia-sia. Hasilnya, bukan bangsa pribumi yang menikmati, tetapi dieksploitasi pihak asing. Oleh karenanya, tidak aneh jika umat Islam di Indonesia banyak yang hidup di bawah garis kemiskinan. Umat Islam terus menjadi bahan eksploitasi kaum kapitalis untuk memuaskan kepentingannya.
Poin kedua yang perlu diperhatikan bahwa walaupun semua umat Islam di Indonesia berakhlak baik, tidak akan terjadi suatu kebangkitan. Perilaku individu akan dipengaruhi oleh lingkungan. Dengan kata lain, perilaku umat islam di Indonesia akan dipengaruhi oleh sistem kapitalis yang dilaksanakan di negara Indonesia. Salah satu contoh, kita dapat melihat bagaimana perilaku korupsi yang telah menjadi kebiasaan para wakil rakyat di parlemen. Budaya korupsi merupakan hasil dari demokrasi yang merupakan integral dari kapitalisme. Saya bisa mengatakan, orang-orang yang awalnya berakhlak pun, akan terbawa pada arus korupsi yang telah membudaya.
     Umat Islam bisa saja terus melakukan ibadah mahdhoh dan ghoir mahdhoh, tetapi hal tersebut hanya dapat merubah pribadi bukan masyarakat. Di satu sisi, sebagian umat Islam khusyuk dengan shalatnya, tapi di sisi lain banyak umat Islam yang mengalami kelaparan. Di satu sisi, sebagian umat Islam melaksanakan ibadah haji, di sisi lain banyak umat Islam yang untuk makan sesuap nasi saja harus mengulurkan tangannya di jalanan.
      Sebagai umat Islam, sudah saatnya menyadari berbagai permasalahan yang terjadi bukan semata-mata takdir dari Alloh, tetapi sebuah kejahatan tersistematis yang dilakukan oleh kaum kapitalis. Oleh karena itu, landasan berfikir umat Islam harus bersumber pada akidah Islam, bukan akidah sosialisme ataupun akidah kapitalisme.
Setelah mengetahui ketinggian berfikir yang berlandaskan pada akidah Islam merupakan indikator kebangkitan umat Islam, kemudian siapa yang berpotensial melakukan perubahan tersebut?

Pemuda Islam: Agent of Change

     Sejarah menjadi saksi atas peran pemuda Islam sebagai agen perubahan. Pemuda Ibrahim sering berdebat dengan kaumnya, bahkan ayahnya sendiri untuk tidak menyembah patung-patung buatan manusia yang tidak dapat berbicara, memberi manfaat dan mudhorot. Dengan gigih dan sabar akhirnya pemuda Ibrahim mampu memberi perubahan, walaupun jumlah orang yang meninggalkan penyembahan atas berhala sedikit, tetapi telah memberi pencerdasan pada manusia untuk menyembah Tuhan Yang Satu yaitu Alloh SWT. Selain itu, kisah Ashabul Kahfi yang ditidurkan Alloh selama 300 tahun, mereka adalah anak-anak muda yang menolak pada penyembahan terhadap agama nenek moyang mereka. Kemudian, sebelum Islam mendapat tempat di hati orang-orang Arab, Mus’ab bin Umair yang diutus Rosul untuk menyebarkan Islam di Madinah adalah pemuda tampan yang sebelum masuk Islam hidup dalam gemerlap harta. Setelah masuk Islam, keyakinan akan Islam semakin kuat, sehingga dengan jasa Mus’ab Islam dapat diterima di Madinah hingga tidak ada satu rumah pun yang tidak dimasuki Islam. Begitulah beberapa kisah yang menunjukan peran pemuda dalam merubah masyarakat.
     Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda . Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya, pemuda adalah agen perubahan (agent of change) jika masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Pemuda juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak para pemuda.
     Peran pemuda Islam sangat diharapkan untuk menyelesaikan berbagai persoalan yang bersumber dari sistem kapitalis di negara ini. Pemuda Islam harus bersikap kritis atas permasalahan yang ada. Pemuda Islam harus membuktikan bahwa sistem yang sekarang dianut adalah sistem yang salah. Selanjutnya, pemuda Islam harus memberikan penyadaran pada masyarakat bahwa kehidupan sekarang didasarkan pada sistem kufur. Jangan sampai pemuda Islam menganut akidah kapitalisme yang justru menjerumuskan umat ke jurang yang lebih dalam.
     Ketinggian berfikir harus dimiliki oleh seorang pemuda Islam. Dengan demikian, pemuda Islam mampu berdakwah menyerukan Islam sebagai satu-satunya solusi dari berbagai permasalahan hidup saat ini. Ketinggian berfikir dengan landasan akidah Islam yang kuat menjadikan seorang pemuda Islam memiliki Ideologi Islam. Selanjutnya, Pemuda Islam mampu menggerakan masyarakat dengan landasan berfikir tersebut untuk mengganti sistem kufur yang dilaksanakan saat ini dengan sistem Islam.
Permasalahan yang terjadi dalam masyarakat adalah akibat dari lingkungan sekuler mempengaruhi seluruh sendi dalam kehidupan umat Islam. Oleh karena itu, Pemuda Islam dengan segala potensi yang dimiliki harus terus berkontribusi terhadap masyarakat dengan ketinggian berfikir yang berlandaskan pada akidah Islam, sehingga Pemuda Islam benar-benar merupakan agen perubahan. Sistem kapitalis yang menjadi sumber segalaa permasalahan harus diganti dengan sistem Islam. Itulah perjuangan pemuda Islam yang merupakan kontribusi hakiki bagi umat menuju kemuliaan abadi.